Ah, Menyesal. Itu kata yang pantas dilabuhkan pada saya
karena melewatkan satu event konser dari grup musik era 90-an yang berlabuh ke
Jakarta. BLUR! Saya tau Blur sejak masih SD ketika lagu “Coffee & TV”
sering muncul di TV nasional Indonesia. Beranjak SMP saya masih mengikuti
perkembangan mereka ketika album Think Tank (2003) dilepas tanpa sang punggawa
gitar, Graham Coxon. Dia meninggalkan Blur di kala Damon Albarn mulai asik
dengan proyek band visualnya Gorillaz. Ketika SMP pula lah saya sering ngejam
bersama teman-teman band membawakan lagu “Song 2”.
Namun saya baru benar-benar mengulik lagu-lagu mereka ketika
akhir masa kuliah di pertengahan tahun 2012. Ketika itu saya melihat video
teaser Blur yang baru saja mengeluarkan box set album mereka dalam rangka
merayakan 21 tahun Blur. Sejak itu rasa penasaran semakin memuncak.
Kemudian proses mendengarkan pun
terjadi. Arrrgghhhh, saya terkagum-kagum dengan lagu-lagu mereka. Kemana aja
saya selama ini. Ngakunya penggila musik, tapi melewatkan salah satu legenda musik
Britpop. Karena akan
sulit mencari albumnya di toko-toko CD sekarang, akhirnya pencarian dilakukan
ke pedagang kaset bekas di Jogja.
Karena tidak mendapatkan hasil, akhirnya saya titip ke sobat
saya Remo yang seorang kolektor kaset akut dan sering berburu kaset ke daerah Ngejaman
(daerah sekitar Jalan Malioboro, Yogyakarta). Karena dia kenal dengan sang
penjual, tidak tanggung-tanggung 3 kaset Blur berhasil di dapatkan. The Best of
(2000), Blur (1997), dan 13 (1999). Remo pun memberikan secara cuma-cuma karena
saya telah membantunya dalam membuat hadiah untuk kekasihnya Prita. Thanks
banget Mo!! :D
Setelah kejadian kemarin saya hanya bisa iri melihat
orang-orang yang mengunggah foto dan video Blur saat live di Lapangan D Senayan
kemarin. Ah, menyesal tingkat dewa ini namanya. Tapi ya sudahlah, semua sudah
terlewat. Saya tidak punya budget cukup untuk membeli tiketnya. Maklum,
tabungan terbatas dan saya hanyalah pekerja dengan gaji pas-pasan yang baru
mulai mencoba menakhlukan ibukota selama 5 bulan.
![]() |
Blur - Live in Jakarta |
Banyak yang bilang kalau fans sejati akan melakukan apa saja
untuk menyaksikan musisi idolanya. Ya terserah orang mau menilai saya seperti
apa. Tapi yang pasti saya tetap menyukai Blur apapun yang terjadi. Saya memang
terbilang baru menyukai mereka, tapi bukan karena alasan terlihat keren atau
apalah. Saya tetap mengagumi mereka dengan karya-karyanya, dengan segala
keunikan mereka, dan segala cerita yang mengiringi karir musik mereka. Semoga
suatu hari nanti saya bisa menyaksikan mereka langsung di Hyde Park! Ya
setidaknya menonton Blur tampil live di mana pun saya bisa menggapainya.
Saya ingin memberi applause
sekuat tenaga ketika Coxon masuk stage dengan Stripes Tshirt, dan Fender Telecaster signature-nya, kemudian mulai menyanyikan “Coffee & TV”. Berjingkrak-jingkrak
ketika Dave Rowntree mulai memainkan ketukan drum pembuka lagu “Song 2”. Mengangkat
tangan ketika Damon Albarn bergerak pecicilan saat menyanyikan “Country House”.
Ber-singalong ketika Alex mulai
mengeluarkan bass betotnya dan “Tender” dilantunkan. Dan memuncaknya rasa haru bercampur
bahagia ketika “The Universal” menjadi klimaks penutup aksi mereka.
Yeah, I hope It Really, Really Could Happen.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar