Wow, sudah hampir setahun blog ini melempem beku tanpa
torehan isi. Selama itu pula saya menjalani banyak sekali pengalaman hidup
baru. Inilah tulisan pertama tahun 2013
yang disempatkan untuk ditulis di sela kesibukan kerja. Ya! Saya sudah bekerja
sekarang sebagai graphic designer di
salah satu advertising agency. Sudah
sekitar 5 bulan lebih saya tinggal di Ibukota. Kota yang dari dulu saya hindari
karena kompleksitas dan kepenatan yang saya rasakan saat menyambanginya. Tapi semua itu saja jalani untuk mencari
petualangan baru.
Sebenarnya jujur masih besar keinginan untuk bersantai dulu
setelah wisuda November 2012 kemarin. Rencana telah disusun, mulai dari
mengunjungi tempat-tempat yang belum saya jelajahi di Jogja, mengunjungi Solo,
dan menghabiskan waktu bersama teman sampai akhir tahun datang. Namun,
panggilan kerja yang saya dapat membuat saya harus memilih. Sangat berat
meninggalkan Jogja. Kota yang mendidik, dan memelihara saya selama 5 tahun
cukup membekas dalam perjalanan kehidupan saya.
Kereta pagi Bogowonto jurusan Jogja-Jakarta menjadi saksi
bagaimana murungnya saya yang hanya terpaku memandangi keadaan kota Jogja yang
perlahan terlihat semakin kecil dari sisi jendela. Tangan saya hanya bisa
mengetik kata-kata melalui kicauan twitter yang berbunyi “ Jogjakarta. 5 years,
many stories, and thousands experiences”. Saya hanya bisa berbagi bagaimana
kesedihan bercampur aduk dengan antusiasme yang meledak.
Respon pun bermunculan dari teman-teman saya. Baik dari
teman kampus, BEKAGE, dan Bulaksumur. Semua respon terhadap kicauan saya
membuat perasaan semakin bergejolak. Tidak satu kicauan pun saya balas. Bukan
bermaksud sombong, tetapi berat untuk membalas karena perasaan sedih
meninggalkan Jogja yang semakin memuncak.
Sebenarnya bila ditanya tentang kesiapan, jujur saya belum
siap menginggalkan kehidupan di Jogja. Tanpa perlu mendengarkan mitos tentang
drumband keraton pun saya sudah cukup membekas di Jogja. Namun, jika ditanya
kapan saya siap, saya pun tidak bisa menjawab. Sesampainya di Jakarta saya pun
meghadapi kembali culture shock yang
luar biasa. Jelas sekali berbeda kehidupan Jogja yang tenang, dengan
semrawutnya ibu kota. Saya kembali menjadi anak kost baru sekaligus menjadi outsider di lingkungan baru.
Seringkali kesepian muncul ketika akhir pekan tiba. Tidak
mudah mengajak main teman yang posisinya sudah sama-sama bekerja. Ketika di
Jogja, sangat mudah mencari teman untuk mengisi kebosanan di kostan. Pelarian
bisa dilakukan ke sekre BEKAGE dan bulaksumur. Ketika saya menjelajahi dunia
maya pun saya hanya bisa termangut memandang linimasa teman-teman yang asik
berbalas-balas kicauan, dari mulai becandaan sampai ajakan kongkow.
Ah, semua itu membuat saya mupeng dan ingin sekali kembali
ke Jogja. Setelah bercerita dengan teman saya yang telah lebih dulu merantau di
ibukota, mata saya pun mulai terbuka. Saya harus mencari petualangan baru.
Kesepian itu biasa, persis yang saya hadapi dulu ketika pertama kali merantau
ke Jogja. Semua pasti bisa dihadapi. Disamping itu sudah saatnya saya harus
menghadapi dunia yang sebenarnya. Menghadapi ujian kehidupan yang jauh lebih
sulit dari ujian pendadaran skripsi. Nilainya tidak bisa disamai oleh mata
kuliah apapun di dunia.
Lagipula pekerjaan inilah yang saya inginkan dari dulu. Saya
tidak pernah menyalahkan siapapun karena telah terjerumus ke UGM. Saya pun
tidak mau menyesali tidak pernah kuliah desain seperti yang saya inginkan. Saya
hanya bisa bersyukur karena diberikan 5 tahun yang luar biasa indah di
Jogjakarta. Setiap ada pertemuan pastinya akan ada perspisahan. Itulah siklus
hidup. Tidak selamanya kita akan bersama dengan orang yang sama. Semua itu akan
menjadi kenangan yang akan selalu diingat dan menjadi penanda pencapaian yang
membentuk kita seperti sekarang ini.
Perjalanan mengejar mimpi saya masih panjang. Saya merasa
malu ketika melihat banyak karya-karya yang jauh lebih bagus dan berbobot di
dunia per-desaingrafis-an. Dulu sering besar kepala ketika orang pernah memuji
hasil karya saya. Perlu diketahui bahwa masih banyak karya yang lebih bagus dan
gila. Saya masih sangat pemula di bidang ini. Saya masih harus banyak belajar ilmu
desain dan segala isinya untuk menjadi lebih baik. Saya harus bisa hidup dari
jalan ini.
Untuk Jogja dan segala isinya yang menyenangkan, terima kasih
banyak. Saya mungkin masih sering iri
melihat teman-teman yang masih bisa berkumpul bersama. Tapi, setidaknya saya
sudah memilih. Pilihan ini harus terus dijalani. Suatu saat nanti, saya akan
mengunjungi Jogja untuk melepas kerinduan yang sudah terbendung hampir setengah
tahun lamanya. Semoga bisa terlaksana :)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar